Bagi yang ingin akan menikah hendaknya merenungkan ayat berikut
Allah SWT berfirman:
وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهٗ بِاِذْنِ رَبِّهٖ ۚ وَالَّذِيْ خَبُثَ لَا يَخْرُجُ اِلَّا نَكِدًا ۗ كَذٰلِكَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّشْكُرُوْنَ
"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 58)
Lahan yang baik akan menghasilkan tanaman yang subur. ini pesan penting dlm pernikahan karena sebagian sifat orang tua akan menurun pada anaknya.
Meski sebagian sifat adalah proses bentukan yang dilakukan orang tuanya pd anak. tetapi sebagiannya adalah 'warisan'
Dalam kitab Ar Raudhul Unuf disebutkan bahwa persusuan itu seperti hubungan darah (nasab), ia dapat mempengaruhi watak seseorang. Kemudian penulisnya menyitir sebuah hadits dari ‘Aisyah radhiallahu’anha secara marfu’: “Janganlah kalian menyusukan bayi kalian kepada wanita bodoh, karena air susu akan mewariskan sifat sang ibu” ( Bab Syarh Hadits Ar Radha’ah, 1/285.)
Pernah suatu ketika ada seorang bapak yang mengeluh kepada Amirul Mukminin Umar bin Khathab radhiallahu’anhu mengenai anaknya yang durhaka. Orang itu mengatakan bahwa putranya selalu berkata kasar kepadanya dan sering kali memukulnya. Maka Umar pun memanggil anak itu dan memarahinya.
“Celaka engkau! Tidakkah engkau tahu bahwa durhaka kepada orang tua adalah dosa besar yang mengundang murka Allah?”, bentak Umar.
“Tunggu dulu, wahai Amirul Mukminin. Jangan tergesa-gesa mengadiliku. Jikalau memang seorang ayah memiliki hak terhadap anaknya, bukankah si anak juga punya hak terhadap ayahnya”, tanya si anak.
“Benar”, jawab Umar. “Lantas apa hak anak terhadap ayahnya tadi”, lanjut si anak.
“Ada tiga”, jawab Umar. “Pertama, hendaklah ia memilih calon ibu yang baik bagi putranya. Kedua, hendaklah ia menamainya dengan nama yang baik. Dan ketiga, hendaknya ia mengajarinya menghafal Al Qur’an”.
Maka si anak mengatakan, “ketahuilah wahai Amirul Mukminin, ayahku tidak pernah melakukan satu pun dari tiga hal tersebut. Ia tidak memilih calon ibu yang baik bagiku, ibuku adalah hamba sahaya jelek berkulit hitam yang dibelinya dari pasar seharga 2 dirham. Lalu malamnya ia gauli sehingga hamil mengandungku. Setelah aku lahir pun ayah menamaiku Ju’al (sejenis kumbang yang mendatangi kotoran) dan ia tidak pernah mengajariku menghafal Al Qur’an walau seayat!”.
“Pergi sana! Kaulah yang mendurhakainya sewaktu kecil, pantas kalau ia durhaka kepadamu sekarang”, bentak Umar kepada ayahnya [Disadur dari khutbah Syaikh Dr. Muhammad Al Arifi, Masuliyatur rajuli fii usratihi, www.muslimah.or.id)
Berkata Syaikh Abdurrahman bin Muhammad bin Qasim Rahimahullah, “Dan telah ditetapkan bahwasanya barangsiapa yang menyusu pada wanita rusak dan jahat akan tumbuh menjadi anak yang rusak dan jahat, dan barangsapa yang menyusu pada wanita yang akhlaknya buruk akan memiliki sifat dengannya, dan barangsiapa yang menyusu pada susu hewan akan tumbuh seperti hewan.” (Hasyiah ar-Raudh, 7/106) -- [Dinukil dari Kitab Tarbiyatul Aulad fii Dhaui al-Kitabi wa as-Sunnati, Penulis Abdussalam bin Abdillah as-Sulaiman, Taqdim Syaikh Shalih Fauzan, hal. 40-42]
Nadhif
RLC
Allah SWT berfirman:
وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهٗ بِاِذْنِ رَبِّهٖ ۚ وَالَّذِيْ خَبُثَ لَا يَخْرُجُ اِلَّا نَكِدًا ۗ كَذٰلِكَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّشْكُرُوْنَ
"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 58)
Lahan yang baik akan menghasilkan tanaman yang subur. ini pesan penting dlm pernikahan karena sebagian sifat orang tua akan menurun pada anaknya.
Meski sebagian sifat adalah proses bentukan yang dilakukan orang tuanya pd anak. tetapi sebagiannya adalah 'warisan'
Dalam kitab Ar Raudhul Unuf disebutkan bahwa persusuan itu seperti hubungan darah (nasab), ia dapat mempengaruhi watak seseorang. Kemudian penulisnya menyitir sebuah hadits dari ‘Aisyah radhiallahu’anha secara marfu’: “Janganlah kalian menyusukan bayi kalian kepada wanita bodoh, karena air susu akan mewariskan sifat sang ibu” ( Bab Syarh Hadits Ar Radha’ah, 1/285.)
Pernah suatu ketika ada seorang bapak yang mengeluh kepada Amirul Mukminin Umar bin Khathab radhiallahu’anhu mengenai anaknya yang durhaka. Orang itu mengatakan bahwa putranya selalu berkata kasar kepadanya dan sering kali memukulnya. Maka Umar pun memanggil anak itu dan memarahinya.
“Celaka engkau! Tidakkah engkau tahu bahwa durhaka kepada orang tua adalah dosa besar yang mengundang murka Allah?”, bentak Umar.
“Tunggu dulu, wahai Amirul Mukminin. Jangan tergesa-gesa mengadiliku. Jikalau memang seorang ayah memiliki hak terhadap anaknya, bukankah si anak juga punya hak terhadap ayahnya”, tanya si anak.
“Benar”, jawab Umar. “Lantas apa hak anak terhadap ayahnya tadi”, lanjut si anak.
“Ada tiga”, jawab Umar. “Pertama, hendaklah ia memilih calon ibu yang baik bagi putranya. Kedua, hendaklah ia menamainya dengan nama yang baik. Dan ketiga, hendaknya ia mengajarinya menghafal Al Qur’an”.
Maka si anak mengatakan, “ketahuilah wahai Amirul Mukminin, ayahku tidak pernah melakukan satu pun dari tiga hal tersebut. Ia tidak memilih calon ibu yang baik bagiku, ibuku adalah hamba sahaya jelek berkulit hitam yang dibelinya dari pasar seharga 2 dirham. Lalu malamnya ia gauli sehingga hamil mengandungku. Setelah aku lahir pun ayah menamaiku Ju’al (sejenis kumbang yang mendatangi kotoran) dan ia tidak pernah mengajariku menghafal Al Qur’an walau seayat!”.
“Pergi sana! Kaulah yang mendurhakainya sewaktu kecil, pantas kalau ia durhaka kepadamu sekarang”, bentak Umar kepada ayahnya [Disadur dari khutbah Syaikh Dr. Muhammad Al Arifi, Masuliyatur rajuli fii usratihi, www.muslimah.or.id)
Berkata Syaikh Abdurrahman bin Muhammad bin Qasim Rahimahullah, “Dan telah ditetapkan bahwasanya barangsiapa yang menyusu pada wanita rusak dan jahat akan tumbuh menjadi anak yang rusak dan jahat, dan barangsapa yang menyusu pada wanita yang akhlaknya buruk akan memiliki sifat dengannya, dan barangsiapa yang menyusu pada susu hewan akan tumbuh seperti hewan.” (Hasyiah ar-Raudh, 7/106) -- [Dinukil dari Kitab Tarbiyatul Aulad fii Dhaui al-Kitabi wa as-Sunnati, Penulis Abdussalam bin Abdillah as-Sulaiman, Taqdim Syaikh Shalih Fauzan, hal. 40-42]
Nadhif
RLC